"Menuai Cinta di Perpustakaan Sekolah" Oleh : Desi Safitri, S. Pd
Dengan langkah kaki yang tak tergesa-gesa, ku susuri lorong-lorong waktu dalam buaian mentari. Teriknya sudah menembus dinding-dinding tua, yang usianya sudah berpuluh-puluh tahun lamanya. Di ujung sana, aku masih ingat teriakan penuh cinta dan kasih sayang dari ibu yang cantik dan berhijab menarik. Wajahnya kini sudah menampakkan keriput. Dengan langkah semakin mantap ku arahkan ke pintu perpustakaan. Ya, di sanalah ku temukan dia. Senyumnya, masih sama seperti dua puluh tahun yang lalu. Masih membekas dalam ingatanku. Dengan tak sabar aku pun berlari menghampirinya ingin segera memeluknya penuh kerinduan. "Assamualaikum, ibu Dewi! "sapaku langsung memeluknya erat. "Walaikumsalam, dengan siapa ini?" tanyanya padaku. "Murid kesayangan ibu! "serunya semakin erat memeluknya. "Hmm.. Siapa ini?" Dia menatap wajahku. "Ibu, puisi dan perpustakaan adalah jiwaku." kataku padanya. "Rania. Rania Safitri!" serunya. Aku mengganguk cepa