Menulislah Maka Kita Akan Menjadi Kritis

  1. Menulislah Maka Kita Akan Menjadi Kritis 


    Menulis artikel adalah sebuah ketrampilan. Kita akan trampil jika rajin berlatih. Sikap giat berlatih akan muncul hanya jika ada motivasi yang kuat. Bagi umat Islam, misalnya, motivasi bisa muncul dari keinginan untuk mengamalkan QS Al-Alaq 1-5. Di situ, ada petunjuk agar kita aktif membaca sekaligus ada pula rangsangan untuk gemar menulis.

    Intinya menulis adalah sebuah keterampilan, semakin kita giat menulis, maka akan semakin bagus. Semangat bisa semakin tinggi jika melihat fakta menarik di sekitar kita. Bahwa, aktif menulis artikel bisa bermuara kepada lahirnya buku demi buku. Bahwa, trampil menulis artikel dapat bermuara untuk juga cakap menulis buku.

    Bersemangatlah dalam menulis artikel, agar kita menjadi cakap menulis, dan akan naik tingkat menjadi penulis buku.

Perlunya pembiasaan dalam menulis buku :

  1. Banyak membaca adalah modal utama penulis. Dengan sering membaca seseorang akan, pertama, mendapatkan pengetahuan / wawasan baru. Kedua, terbit ide untuk menulis sesuatu sebagai pengembangan dari apa yang sudah dibacanya. Ketiga, kaya dengan perbendaharaan kata.

  2. Bersemangatlah di saat menulis! Sungguh, tulisan itu sangat besar pengaruhnya. Lihat ungkapan salah seorang pendiri Pesantren Gontor KH Imam Zarkasy (1910-1985) berikut ini. Bahwa, andai tak punya murid, “Saya akan mengajar dunia dengan pena”.  Artikel adalah sebentuk karya tulis.

  3. Mari, maju dengan menulis Tema untuk dikembangkan menjadi artikel cukup mudah kita dapatkan karena banyak tersedia di sekeliling kita. Tema bisa berasal dari isi koran, majalah, televisi, dan internet.

  4. Tentang “Niat dan Pembiasaan” 

  5. Kita perlu membiasakan diri untuk terus menulis dan itu harus didasari pada sebuah niat yang benar. Tatalah niat kita lebih dahulu. Apa motivasi kita menulis?

  6. Agar bisa dimuat di media

  7. Tema tulisan harus aktual dan menarik perhatian publik. Jika dua hal itu sudah dipenuhi, maka syarat pertama agar artikel kita dimuat media sudah terpenuhi. Tinggal syarat yang lain seperti, misalnya, orisinalitas gagasan, kekuatan argumentasi, dan kecermatan berbahasa.

  8. Tema tulisan 

  9. Tema akan datang mengalir deras, terutama jika kita sudah membiasakan diri untuk menulis. Nyaris di setiap kita membaca, melihat, atau mendengar sesuatu yang “tak biasa”, biasanya lalu terbit ide untuk mengartikelkannya.

Langkah dalam menulis :

  1. Langkah menulis Setelah tema tulisan kita tetapkan, buatlah outline (kerangka karangan). Langkah ini diperlukan sebelum kita menulis secara lengkap. Outline kita buat untuk memudahkan pengembangan penulisan. Pada dasarnya, alur menulis itu terangkai dalam “Tiga Besar” yaitu pendahuluan, pembahasan, dan penutup.

  2. Di pendahuluan kita sampaikan secara ringkas masalah apa yang akan kita bicarakan. Lalu, di pembahasan, kita urai dan analisis masalah yang kita paparkan di bagian pendahuluan. Kemudian, di penutup, berilah kesimpulan dan saran berdasarkan uraian dan analisis sebelumnya.

  3. Contoh Outline

Tetap Berseri-seri Belajar di Masa Pandemi

    Pandemi Covid-19, ujian bagi semua (1 paragraf)

    Manusia selalu diuji dengan bentuk beragam (2 paragraf)

    Sekilas Covid-19 (1 paragraf)

    Dampak negatif Covid-19 secara umum (2 paragraf)

    Dampak negatif Covid-19 di dunia pendidikan (3 paragraf)

    Sudut pandang agama, bersama kesulitan ada kemudahan (2 paragraf)

    Berbagai pilihan cara belajar di saat pandemi (4 paragraf)

    Penutup / kesimpulan; Tetap optimis di situasi apapun (1 paragraf)  

Total, ada 16 paragraf




Judul sebagai pemanggil


    Judul yang baik, antara lain: a).Mampu mencuri perhatian pembaca. b).Mencerminkan tema / arah tulisan, sehingga bisa menjadi semacam miniatur isi keseluruhan tulisan. c).Ringkas dan padat. Sebagai sarana berlatih, seringlah memerhatikan judul-judul artikel di berbagai media


    Ada  2 aspek terbesar dalam tulisan .Kita pertama membuat judul yang menarik, dan membuat paragaraf pertama menjadi menarik intuk dibaca sampai habis sampai titik terakhir.Membuat judul harus singkat, dan sangat menarik perhatian pembaca.


Contoh Judul: 

Urgensi Meneliti dan Menulis

(Jawa Pos)


Menunggu Realisasi Program Buku Murah

(Jawa Pos, 31/07/2008)


Hukuman Guru dan Mimpi Buruk Murid

(Radar Surabaya)


Contoh Judul:


Rindu Pemimpin Menulis Buku

(Jawa Pos 17/05/2017) 


Menjaga Martabat Penerima Zakat

(Jawa Pos)


    Dalam membuat judul tidak lebih dari empat kata, kata tugas tidak dihitung, usahakan mengandung rima.


Pertama, tentang “Lead Penggoda”. 


Lead adalah pendahuluan berbentuk paparan ringkas dari masalah yang akan kita kupas. Posisi lead menempati paragraf pertama. Fungsi lead adalah penggugah rasa ingin tahu pembaca. Lead mengantar pembaca ke gagasan utama sang penulis. Paragraf pertama merupakan paragraph penggoda agar pembaca tertarik dengan tulisan kita.


Kedua, perihal “Pembahasan nan Menawan”. 


Di bagian ini, isinya berupa analisis atas masalah yang kita angkat. Pembahasan harus sistimatis, argumentatif, tuntas, dan ditulis dengan bahasa baku namun tetap dengan sentuhan popular. Sangat dianjurkan, perbanyak membaca artikel karya orang lain.

Data yang kuat merupakan tulang punggung suatu pembahasan.


Ketiga, tentang “Penutup yang Menggugah”. 


    Bagian ini memuat kesimpulan dan/atau saran atas masalah yang kita kupas. Disajikan sekaligus dengan gaya pamit. Lihat contoh lead dan penutup berikut


Belajar Tiga Gaya Lead dan Penutup


Judul: Guru Rajin Menulis dan Efek Besar Itu


Lead (Gaya pertama, menggoda dengan pertanyaan):


Semua orang, tanpa kecuali, harus menjadi pembelajar di sepanjang usianya. Maka, sungguh menyenangkan jika guru suka menulis. Amat membanggakan andai guru rajin menulis. Apa hubungan seorang pembelajar dengan posisi guru yang gemar menulis?




Penutup:

    Sungguh, jadilah pembelajar tiada henti dengan cara menjadi guru yang penulis. Sungguh, duhai para guru, bersemangatlah untuk menjadi pahlawan yang berjasa karena banyak menghasilkan karya tulis. Karya-karya itu, semoga secara meyakinkan menginspirasi murid, orangtua murid, dan masyarakat luas. Indah!


Gaya dalam penulisan artikel


  1. Judul: Rindu Pemimpin Menulis Buku

Lead (Gaya pertama, menggoda dengan pertanyaan):

Di Indonesia, Hari Buku Nasional diperingati setiap 17 Mei, sedangkan Hari Buku Sedunia dirayakan setiap 23 April. Inti dua momen itu sama, yaitu mengajak kita lebih mencintai buku sebagai sumber ilmu pengetahuan. Urgensi seruan itu, meski bersifat umum, lebih terasa jika ditujukan kepada para pemimpin. Bahkan, seyogianya para pemimpin itu didorong pula aktif menulis buku. Mengapa?


Penutup:

Alhasil, kepada para pemimpin, mari tundukkan kepala: Apakah sikap rajin membaca (atas semua persoalan masyarakat) sudah menjadi komitmen keseharian Anda? Sudahkah semua yang Anda baca itu lalu bisa melahirkan tulisan berupa konsep dan kebijakan yang selalu berpihak kepada rakyat kecil? Lalu, agar rakyat yakin dengan ketulusan komitmen Anda, tulislah konsep dan kebijakan Anda dalam sebuah buku. Sungguh, kami benar-benar merindukan pemimpin yang bisa menulis buku. Kami rindu pemimpin yang berkualifikasi laksana Soekarno, Hatta, dan Natsir.

  1. Membuat bahasa pengantar yang ada benang merah atau hubungan denga tulisan kita.

    Judul: Ilmu Pengetahuan Bisa Topang Keimanan


Lead (Gaya kedua, dengan kutipan pemikat)

“If you think strongly enough, 

you will be forced by science to the belief in God”

(Kelvin, fisikawan, 1824-1907).


Penutup:

    Singkat kata, ilmu pengetahuan bisa mendatangkan keimanan bagi yang masih belum punya iman. Ilmu pengetahuan bisa menguatkan keimanan bagi yang sudah memiliki iman. Terkait ini, lihat Kelvin di paragraf pembuka tulisan ini. Benar, saat dia berkesimpulan tentang pengaruh kuat ilmu pengetahuan terhadap kepercayaan akan adanya Tuhan. Jadi, jangan pernah berhenti untuk mendalami ilmu.


  1. Menggunakan narasi deskriptif, fungsinya menjebatani antara judul dengan tulisan.

Judul:

Menguatkan Mental Anak di “Musim” Olok-olok


Lead (Gaya ketiga, narasi diskriptif):

Sesungguhnya, olok-olok tak mengenal musim. Perilaku terlarang itu telah berlangsung lama dan terus terjadi. Padahal, kerugian yang ditimbulkan oleh olok-olok –dan apalagi bully- sangat besar. 

Penutup:

Singkat kata, selalu berilah anak-anak asupan ruhani yang memadai. Ajari anak-anak sikap untuk tak suka mengganggu orang lain. Didik mereka untuk sabar dalam menghadapi berbagai persoalan hidup. Tentu saja, sebagai orangtua, kita harus telah terlebih dahulu mengamalkan hal-hal tersebut.

“Panjang Artikel”. 

Secara umum, media membutuhkan artikel sepanjang 6000 karakter. Hanya saja, di masing-masing kadang ada yang kurang atau ada yang lebih dari itu. Usahakanlah, jika mungkin, sesuai dengan ketentuan dari masing-masing media.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Belajar Daring Asik Oleh : Desi Safitri, S. Pd

"3 hal bermanfaat dari grup Belajar Menulis"

Puisi "Hujan di Bulan Juni"