"Kalimantan Tengahku, Telah Bersedih"


Oleh : Desi Safitri, S. Pd

Saya lahir di Bumi Borneo, Kota Cantik Palangka Raya, Kalimantan Tengah, yang katanya menjadi salah satu kandidat "Pemindahan Ibu Kota Negara", pada tanggal 18 Juni 1992 tepat pada pukul 14.30 WIB, saat azan solat ashar dikumandangkan. Saya diberi nama "DESI SAFITRI", saya asli keturunan suku Dayak Ngaju, dulu saya sering bertanya mengapa nama saya ada kata "FITRI", almarhumah ibu sayabbilang, " kamu lahir di hari yang FITRI" di mana semua umat Muslim di dunia merayakan kemenangan, setelah melaksanakan puasa penuh sebulan, karena di tahun itu bertepatan dengan Idul Fitri di bulan Juni.

Saya hanya mengangguk kala itu dan tidak bertanya lebih jauh. Sebab, saat bertanya pada almarhumah, ibu saya sedang sibuk mengisi raport. Ya, almarhumah Ibu saya adalah seorang Guru (Guru SD di kampungnya, Guru yang tak kenal kata menyerah,  mengapa demikian, dulu di kampung saya, yang menjadi Guru di sekolah SD hanya ibu saya dan Kepala Sekolah. Jika Kepala Sekolah tidak hadir atau ada kepentingan lain maka dari kelas satu sampai kelas enam, ibu saya. yang mengajarnya, sendirian), dan aku juga sibuk membaca beberapa cerpen favorit saya. 

Alam Kalimantan Tengah ini sangat indah dan menawan,  bahkan katanya Kalimantan adalah paru-pura dunia. Benar kah demikian? Mungkin itu dulu, sekarang sepertinya tidak lagi. Kekayaan alam yang berlimpah ruah di sini, membuat manusia yang kikir akan harta berebut mengeruk tanah Borneo. Saya sedih, sekarang banyak tambang dan kebun sawit berhektar-hektar ada di sini.  Boleh jadi, jika pekerjaannya orang asli tetapi banyak orang Asing, itu yang membuat hati saya miris. 

Seandainya, Kalimantan Tengah terpilih menjadi Ibu Kota, apa jadinya Bumi Palangka Raya ini. Mungkin kami hanya segelintir orang yang hanya bisa melihat kekikiran orang-orang berduit yang sebagaian tak memandang pun. Mereka hanya ingin merusak saja tapi setalah puas maka ditinggalkanlah kota yang semula Cantik nan asri berubah menjadi kota kepahitan duniawi. 

Komentar

  1. Wooooo luar biasa Bagus Fitri, terus lah menulis, tambah kan foto biar lebih menarik serta usaha memberikan warna pada ide pokok nya ya terima kasih

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bersama Puisi Menembus Cakrawala

Belajar Daring Asik Oleh : Desi Safitri, S. Pd

"Nyanyian Rinduku, Untukmu"